Di wilayah Cirebon tersebutlah nama “Nyi Mas Kawung Anten”. Ia adalah seorang perempuan peserta lomba pembentukan pemukiman baru hutan belantara. Dengan persyaratan hutan tersebut harus terbentuk menjadi tempat pemukiman. Banyak peserta yang mengikuti perlombaan tersebut tidak berhasil bahkan tidak sedikit yang menjadi mangsa binatang buas.
Melihat keadaan demikian, Nyi Mas Kawung Anten sangat terpukul dan membuat beliau putus asa dalam membuka hutan belantara ini. Namun demikian rasa keinginan dan semangat kuat untuk membuka dan menaklukannya dengan segala kemampuan dan kesaktian yang dimilikinya, lalu beliau memohon kepada Hyang Widi (Maha Pencipta).
Beliau bersemedi untuk meminta kekuatan, entah bagaimana kekuatan apa yang dimilikinya dengan mengangkat batu besar dan dibantingkannya batu tersebut hingga belah yang kemudian batu tersebut terbang sambil mengeluarkan api lalu membakar seluruh hutan yang ada.
Menurut cerita, batu tersebut terbang ke arah Timur sungai Ciwaringin yang sekarang kita kenal dengan batu belah. Hutan tersebut terbakar dengan cepat ke arah Timur sungai Cimanuk. Kini wilayah tersebut termasuk Desa Grabyagan. dan ke arah Utara baru api tersebut menjadi Genteng (menciut) yang sekarang kita kenal dengan nama Desa Genteng.
Setelah hutan tersebut terbakar habis, maka terbentanglah hamparan ladang yang luas walaupun secara darurat sudah dapat digunakan sebagai tempat pemukiman. Tercapailah apa yang di cita-citakan oleh Nyi Mas Kawung Anten dan tidak lama kemudian tersebarlah berita tempat pemukiman baru ini ke seluruh pelosok daerah, maka tak heran kalau semakin hari semakin banyak orang yang datang untuk bermukim.
Tersebutlah sepasang suami istri yang entah dari mana datangnya belum diketahui,namun beliaulah menurut cerita ,kedua orang tersebut hidup bercocok tanam (Bertani) Karena tanah tersebut baru ditanami,tak heran kalau padi tersebut tumbuh subur dan hama pun tidak ditemukan.
Pada suatu saat kedua orang (suami istri) tersebut menengok padi yang sedang menguning,bertiuplah angin yang membawa wewangian,konon menurut cerita wangi tersebut bersumber dari Seekor Naga kemudian oleh kedua orang tadi disebut Naga Wangi Yang kemudian dipakai nama tempat menjadi Garawangi. Naga tersebut kemudian menghilang kesebelah selatan,tapi wanginya masih semarak semerbak yang kita kenal dengan nama Desa Buniwangi.
Nyi Mas Kawung Anten pada waktu itu telah terkenal kesaktian dan keberhasilannya dalam membuka hutan pemukiman di mana nama beliau terkenal, beliau kemudian mendapat julukan Nyi Gedeng Garawangi dan memimpin Desa Garawangi.
Menurut cerita penduduk setempat, beliau menghilang dari Desa Garawangi menuju Genteng hingga sampai hayatnya. Komplek pemakamannya berada di Desa tersebut, bahkan bukan hanya perabotan, tetapi tenunannya pun masih ada di Desa Genteng, Kabupaten Indramayu.
Sejak Tahun 1803 mulai ditata sebagaimana sebuah Desa yang dipimpin oleh seorang Kuwu, maka di bawah ini tercantum nama-nama Kuwu yang pernah memimpin Desa Garawangi.
Nama-nama Kuwu yang pernah memimpin Desa Garawangi dan kurun waktunya, sebagai berikut :
- Tahun 1803 – 1817 Bapak Kuwu Sinom.
- Tahun 1817 – 1843 Bapak Kuwu Banjar.
- Tahun 1843 – 1863 Bapak Kuwu Ngabei.
- Tahun 1863 – 1881 Bapak Kuwu Simpen.
- Tahun 1881 – 1898 Bapak Kuwu Gareng / Hj. Ali
- Tahun 1898 – 1912 Bapak Kuwu Sulalangenan.
- Tahun 1912 – 1931 Bapak Kuwu H. Ismail Saldi.
- Tahun 1931 – 1940 Bapak Kuwu Sutawijaya / Murbangi
- Tahun 1940 – 1945 Bapak Kuwu Warga / H. Mahdahi.
- Tahun 1945 – 1966 Bapak Kuwu Dulhanip.
- Tahun 1966 – 1968 Bapak Kuwu Careteker (PJS) Madidris.
- Tahun 1968 – 1971 Bapak Kuwu Mansyur.
- Tahun 1971 – 1973 Bapak Kuwu PJS Muhyi.
- Tahun 1973 – 1979 Bapak Kuwu Maksudi.
- Tahun 1979 – 1980 Bapak Pjs Sutarja
- Tahun 1980 – 1981 Bapak Kuwu Sajam.
Terjadi Peristiwa Pemekaran Desa Garawangi yaitu pada tanggal 18 maret 1981 menjadi dua desa :
- Desa Garawangi (Lama)
- Desa Sumberjaya (Baru)
- Tahun 1981 – 1983 Bapak Pjs Sutarja.
- Tahun 1983 – 1992 Bapak Kuwu Sutarja.
- Tahun 1992 – 1993 Bapak Pjs Sutarja.
- Tahun 1993 – 2001 Bapak Kuwu Rasim (5 Juli 2001).
- Tahun 2001 – 2002 Bapak Pjs Rohimin Ardiana (11 September 2002).
- Tahun 2002 – 2003 Bapak Pjs Sutisna (11 Oktober 2003).
- Tahun 2003 – 2004 Bapak Plt Urip Supyan (15 Januari 2004).
- Tahun 2004 – 2013 Bapak Kuwu Sutisna.
- Tahun 2013 – 2019 Ibu Kuwu Eem Soaemah
- Tahun 2019 – sampai dengan sekarang Bapak Kuwu Agus Setiawan